NERACA Jakarta - Tras N Co Indonesia bekerjasama dengan media Indonesia BPR Brand Award 2021. Penghargaan tersebut merupakan sebuah apresiasi terhadap Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang dinilai telah berhasil dalam membangun brand dan memiliki kinerja yang unggul di tingkat provinsi dan tingkat nasional.
Industri bank perkreditan rakyat BPR mulai melihat ada cahaya terang di ujung terowongan. Seiring progres pemulihan ekonomi, kinerja industri BPR mulai berjalan on the track, setelah sebelumnya harus melewati lorong gelap akibat pandemi COVID-19. Meski memang belum kembali ke kondisi prapandemi, mesin bisnis bank rural rural bank mulai melaju positif. Laba industri yang tumbuh negatif 13,94% pada 2020 sudah berbalik arah menjadi positif. Harus diakui, tantangan memang belum berakhir. Namun, optimisme bankir-bankir BPR kembali merebak menyambut 2022. Industri BPR diyakini akan tumbuh positif. Segmen mikro yang menjadi pasar utama BPR pun terlihat mulai menggeliat. Mengacu pada data The Finance, dari sisi intermediasi, industri BPR mencatatkan pertumbuhan kredit 5,25% secara tahunan atau menjadi Rp116,58 triliun pada 2021. Pertumbuhannya memang sedikit melambat dibandingkan dengan 2020 yang mencapai 12,78%. Namun, dari sisi kualitas, kredit BPR menunjukkan perbaikan. Rasio kredit bermasalah atau non performing loan NPL tercatat 6,72%, membaik dibandingkan dengan 7,22% di 2020. Bahkan, sudah di bawah angka sebelum pandemi, misalnya di 2019 saat NPL industri BPR berada di level 6,81%. Lalu, dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga DPK terjadi lonjakan 10,23% atau menjadi Rp117,01 triliun. Kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dananya di BPR kembali meningkat, setelah di 2020 DPK hanya tumbuh 3,52%. Sedangkan, dari sisi aset mengalami pertumbuhan 8,62% secara tahunan, menjadi Rp168,44 triliun. Aset industri BPR yang terus tumbuh solid tentunya sesuatu yang bagus. Pasalnya, dari tahun ke tahun jumlah pemain di industri ini cenderung berkurang. Pada 2017, jumlah BPR yang berbisnis di Indonesia mencapai BPR. Kemudian, menurun menjadi pada 2018, lalu kembali berkurang menjadi di 2019. Di 2021, jumlah BPR tercatat turun dari BPR di 2020. Dengan kata lain, meski jumlah pemain berkurang, industri ini tetap tumbuh berkelanjutan. Baca BPR Go Public, Digitalisasi dan Fenomena “Tuyul” Digital Menutup 2021, secara industri, BPR membukukan laba sebesar Rp3,01 triliun atau tumbuh 3,58% dibandingkan dengan Rp2,90 triliun pada 2020. Di tahun sebelumnya, laba industri BPR anjlok 13,94%, karena masih berupaya melakukan adaptasi untuk keluar dari tekanan pandemi COVID-19, serta harus memangkas laba dan mengalokasikan pencadangan demi memitigasi risiko kredit macet. Saat ini, pandemi memang belum sepenuhnya berakhir. Namun, aktivitas ekonomi tampaknya mulai menggeliat. Para pelaku usaha mulai percaya diri mengajukan kredit ke perbankan, baik kredit modal kerja, investasi, maupun konsumsi. Bankir-bankir BPR pun tentu tak ingin ketinggalan mengoptimalkan momentum pemulihan ekonomi ini untuk memacu kinerja. Dari sisi likuiditas, industri BPR terbilang leluasa atau punya ruang cukup untuk ekspansi kredit. Data menunjukkan, di 2021, loan to deposit ratio LDR industri rural bank ada di posisi 73,67%. Upaya BPR dalam memacu deru mesin bisnis bukan tanpa tantangan. Bahkan, sebelum pandemi COVID-19 pun, industri ini sudah mengalami tekanan. Seperti diketahui, segmen mikro menjadi medan persaingan bankir-bankir rural bank. Lahan bisnis tersebut dalam berapa tahun belakangan makin disesaki banyak pemain. Mulai dari bank umum skala raksasa, baik dari sisi kapasitas maupun sumber daya, hingga lembaga keuangan mikro dan financial technology fintech berebut segmen mikro. Kredit program dari pemerintah, seperti Kredit Usaha Rakyat KUR dengan suku bunga 6%, bahkan disubsidi lagi 3% di masa pandemi ini, tentu menambah persaingan bagi kredit BPR. Dari sisi pricing, sulit bagi BPR untuk bersaing dengan bank umum, apalagi kredit program seperti KUR. Suku bunga BPR relatif lebih tinggi. Ini tidak lepas dari mahalnya biaya dana yang harus ditanggung BPR. Mayoritas DPK BPR bersumber dari dana mahal, yakni deposito. Per Desember 2021, misalnya, dari total Rp117,01 triliun DPK industri BPR, sebanyak Rp81,14 triliun atau setara dengan 69,34% di antaranya berasal dari deposito. Selain itu, biaya operasional BPR relatif tinggi, karena kebanyakan BPR melakukan jemput bola atau turun langsung ke lapangan untuk mendapatkan bisnis. Di lain sisi, layanan keuangan berbasis fintech, khususnya peer to peer P2P lending, juga menjadi pesaing bagi industri BPR. Kecepatan bisnis proses dan jangkauan yang luas membuat fintech bisa berkembang cepat. Jumlah pinjaman yang disalurkan fintech pun terus meroket. The Finance mencatat, hingga akhir 2021, penyaluran pinjaman oleh fintech sudah tembus Rp283,95 triliun, melejit 82,13% dari 2020 sebesar Rp155,90 triliun. Penyaluran pinjaman fintech sudah melampaui realisasi kredit BPR secara industri. Jumlah fintech yang terdaftar dan diawasi OJK per Desember 2021 sebanyak 103 perusahaan. Beberapa dari fintech ini juga disokong oleh grup-grup besar, baik investor dari dalam maupun luar negeri. Digitalisasi memang menawarkan kecepatan dan kemudahan. Dari sisi biaya juga lebih efisien. Industri BPR pun terus didorong untuk melakukan transformasi digital, agar lebih berdaya saing. Di era sekarang, inovasi layanan dan teknologi digital menjadi bagian tidak terpisahkan bila tidak ingin tergulung disrupsi. Pun demikian bagi BPR. Sudah saatnya BPR menjadi “lebih” digital. Langkah digitalisasi sebenarnya sudah diambil oleh sejumlah BPR, terutama mereka yang punya sumber daya mumpuni untuk mengembangkan sektor teknologi informasi TI. Investasi digital memang membutuhkan investasi atau belanja modal cukup tinggi di awal. Harus diakui, tidak semua BPR mempunyai kapasitas untuk membangun infrastruktur digital yang mumpuni. Opsi kolaborasi dengan perusahaan berbasis teknologi ataupun fintech bisa menjadi win-win solution. BPR bisa melakukan ekspansi kredit dengan lebih masif dengan sokongan teknologi. Sementara, dari sisi nasabah akan makin dimudahkan dalam mengakses layanan keuangan. Tantangan digitalisasi BPR tidak hanya datang dari sisi investasi, tapi juga perlu adanya perubahan model bisnis. Selama ini, bank-bank rural unggul di segmen mikro berkat karakteristik bisnisnya yang mengedepankan kelokalan dan kedekatan personal. Maka, bila melakukan transformasi digital, BPR juga perlu mengedukasi pasarnya agar nyaman dan terbiasa dengan sentuhan digital. OJK sendiri akhir 2021 sudah meluncurkan Roadmap Pengembangan Perbankan Indonesia RP2I 2021-2025 bagi Industri Bank Perkreditan Rakyat BPR dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS. Roadmap ini digagas untuk meningkatkan kontribusi nyata rural bank bagi masyarakat dan perekonomian di daerah. Dalam roadmap ini, OJK memberi ruang kepada BPR dan BPRS u ntuk menyalurkan pinjaman kepada debitur di luar wilayah operasional. Caranya ialah berkolaborasi dengan pelaku industri sektor jasa keuangan lain, termasuk fintech lending ataupun perusahaan berbasis teknologi lain, seperti e-commerce atau ekosistem digital lainnya. OJK mendorong upaya digitalisasi BPR dan BPRS. Ada empat pilar utama dalam roadmap tersebut. Pertama, penguatan struktur dan keunggulan kompetitif. Kedua, akselerasi transformasi digital. Langkah ini diperlukan untuk mendukung peningkatan daya saing BPR dan BPRS terkait produk dan layanan digital, utamanya melalui sinergi dan kolaborasi dengan lembaga lain. Ketiga, penguatan peran BPR dan BPRS terhadap daerah dan wilayahnya. Keempat, penguatan pengaturan, perizinan, dan pengawasan. Selain digitalisasi, BPR menghadapi tantangan dari sisi permodalan. BPR berkejaran dengan waktu demi memenuhi aturan modal minimum yang telah ditetapkan OJK. Melalui POJK Nomor 5/ tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dan Pemenuhan Modal Inti Minimum, OJK mewajibkan BPR memenuhi modal minimum yang ditetapkan sebesar Rp3 miliar pada 2020 dan Rp6 miliar paling lambat 31 Desember 2024. Terlepas dari semua tantangan yang dihadapi, The Finance mencatat sejumlah BPR tetap mampu menorehkan kinerja cemerlang sepanjang tiga tahun terakhir. BPR-BPR berkinerja gemilang tersebut masuk dalam kajian “The Finance OP 100 BPR 2022”. Kajian ini dilakukan The Finance Institute dan mengacu pada data kinerja periode September 2019 sampai dengan September 2021. Dalam “The Finance TOP 100 BPR 2022”, bank-bank rural yang berkinerja apik dan berkelanjutan selama tiga tahun terakhir dikategorikan dalam tiga kelompok aset 1 BPR beraset Rp100 miliar ke atas, 2 BPR berasetRp35 miliar sampai dengan di bawah Rp100 miliar, 3 BPR beraset Rp5 miliar sampai dengan di bawah Rp35 miliar. Di kelas BPR beraset Rp100 miliar ke atas, BPR Sejahtera Artha Sembara menjadi kampiun. Nilai atau skor total 99,79 mengantarkan BPR asal Kota Pekalongan ini mengungguli para pesaingnya di kelas atas. BPR Sejahtera Artha Sembada tercatat memiliki total aset Rp182,16 miliar per September 2021. BPR Sejahtera Artha Sembada dibayangi BPR Lingga Sejahtera yang ada di posisi kedua dengan nilai total 99,43. BPR berbasis di Kotawaringin Barat ini tercatat mempunyai total aset Rp618,65 miliar per September 2021. Melengkapi posisi tiga besar ada BPR Berkah asal Pandeglang dengan nilai total 98,95. BPR ini tercatat beraset Rp201,32 miliar. Selanjutnya, di kelompok BPR beraset Rp35 miliar sampai dengan di bawah Rp100 miliar, BPR Dhanatani Cepiring menduduki posisi teratas. BPR beraset Rp43,55 miliar ini berasal dari Kendal, Jawa Tengah, dan meraih nilai total 99,45. Posisi kedua di kelompok ini menjadi milik BPR Citanduy asal Cilacap. BPR dengan aset sebesar Rp92,47 miliar ini meraih nilai/skor 99,24. Lalu, ada BPR Makmur Artha Sedaya di peringkat ketiga dengan total skor 99,09. BPR yang berbasis di Kota Tangerang Selatan, Banten, ini tercatat memiliki total aset sebesar Rp56,26 miliar. Sementara, BPR Dana Raya Jawa Timur menjadi jawara di kelompok BPR beraset Rp5 miliar sampai dengan di bawah Rp35 miliar. BPR asal Kota Sidoarjo, Jawa Timur, ini meraih total skor 99,20. Total asetnya tercatat sebesar Rp23,95 miliar per September 2021. Di posisi berikutnya ada BPR Ingertad Bangun Utama asal Kutai Kartanegara. BPR beraset 33,19 miliar ini meraih total nilai 98,30. Selanjutnya di posisi ketiga ada BPR Guna Yatra asal Kota Surabaya. BPR ini tercatat memiliki aset sebesar Rp16,01 miliar. Total skornya 97,74. Ari Astriawan Selengkapnya Baca Majalah Digital The Finance Top 100 BPR 2022
WartaEkonomi, Jakarta -. Badan Pusat Statistik ( BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi 3,49% secara tahun ke tahun (yoy) pada kuartal ketiga tahun 2020. Angka pertumbuhan ekonomi tersebut membaik dari kuartal sebelumnya yang tercatat -5,32%. "Secara kumulasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I sampai III masih
Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan OJK tengah mendorong konsolidasi pada industri perbankan terutama di Bank Perkreditan Rakyat BPR, Bank Pembangunan Daerah BPD dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah BPRS sebagai upaya mendorong penguatan modal. Meskipun tenggat waktu untuk memenuhi ketentuan modal inti Rp3 triliun masih sampai akhir tahun 2024 nantiKetua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia Perbarindo, Tedy Alamsyah mengungkapkan BPR Modern Express telah berhasil merger dengan sejumlah BPR di Indonesia bagian timur. Tedy menyebut hanya satu BPR yang berkantor pusat di Kota Ambon, sementara kantor BPR lainnya sudah menjadi kantor menilai bahwa konsolidasi ini tentunya merupakan hal yang baik. Ia mengatakan konsolidasi merupakan upaya BPR - BPRS untuk memperkuat dan meningkatkan daya saingannya. "Dinamika bisnis dan perkembangan teknologi perbankan yang semakin masif memang mendorong kita bersama untuk lebih agile, kolaboratif dan adaptif dalam merespon dinamika tersebut, tentu dengan landasan permodalan yang sehat," ujar Tedy, yang juga merupakan Direktur Utama BPR Danagung Bakti, saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin 5/6/2023.Sebelumnya pada Januari lalu, diberitakan ada 10 BPR di wilayah Indonesia Timur yang hendak merger. Yakni, PT BPR Modern Express, PT BPR Irian Sentosa, PT BPR Palu Lokadana Utama, PT BPR Modern Express Jateng, PT BPR Modern Express NTT, PT BPR Modern Express Sultra, PT BPR Modern Express Sulawesi Selatan, PT BPR Modern Express Papua Barat, PT BPR Modern Express Maluku Utara, dan PT BPR Modern Express Sulut. Kesepuluh BPR tersebut tersebar di 10 provinsi yang PT Modern Multiartha MMA yang akan menjadi pengendali kesepuluh BPR yang 'dilebur' itu. MMA, sebuah perusahaan nasional dalam bidang usaha Holding Investment yang berdiri pada tahun 1997. Fokus investasi MMA adalah financial services solution pelayanan solusi finansial, khususnya di industri perbankan dan solusi teknologi perbankan. Founder MMA adalah Bob Sugiarto, Sonny Waplau, dan Robinson Sanjaya. [GambasVideo CNBC] Artikel Selanjutnya Tegas! OJK Perintahkan Likuidasi Bagi BPR yang Sulit Ekspansi Zefanya Aprilia/ayh
TangerangNo. 06 Tahun 2007 Tentang Pembentukan PD BPR Kerta Raharja; Peraturan Mendagri. Peraturan Bank Indonesia. No. 8/26/PBI/2006 Tentang BPR; No. 11/13/PBI/2009 Tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit; BPR KR Buka Cabang Baru di Kota Serang June 23, 2020.
Copyrights © 2023, di Bali, oleh Tim Kinerja Bank
Andabisa mulai penempatan dari Rp10 juta di BPR Kawan dengan tawaran suku bunga 6% per tahun, Bunga dibayarkan di akhir tenor 3 bulan, 6 dan 12 bulan ditambah fitur pokok diperpanjang. 9. BPR Masyarakat Mandiri. Masyarakat Mandiri adalah salah satu BPR dengan bunga tertinggi yang memungkinkan penempatan minimal Rp1 juta, Rp5, hingga Rp100 juta.
JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan OJK mengungkapkan jumlah bank perkreditan rakyat BPR dan bank perkreditan rakyat syariah BPRS terus mengalami September 2021, jumlah BPR dan BPRS menurun menjadi dengan rincian BPR dan 165 BPRS tersebar di seluruh Indonesia. Adapun, BPR dan BPRS terbanyak berada di Pulau Jawa dan Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK Heru Kristiyana mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, di mana BPR dan BPRS masih melakukan konsolidasi.“Jumlah BPR dan BPRS ini terus menunjukkan konsolidasi atau terus menurun, ini menandakan bahwa penguatan permodalan yang sudah kita dorong untuk terus meningkat, karena memang tantangannya semakin besar,” ujar Heru dalam Launching Roadmap Pengembangan Industri BPR dan BPRS 2021-2025, Selasa 30/11/2021. Heru melanjutkan, penurunan tersebut direspon oleh industri BPR untuk melakukan berbagai aksi korporasi, termasuk jumlah BPR dan BPRS di Indonesia terlihat dalam rentang 2015 hingga September 2021. Jumlah BPR mengalami penurunan sebesar 156 BPR sejak 2015, akibat merger atau konsolidasi. Pada 2016, terdapat BPR dan BPRS. Lalu, berkurang 13 menjadi pada 2017. Penurunan terus berlanjut pada 2018 menjadi BPR dan BPRS, lalu berkurang sebanyak 55 menjadi pada 2019. Sementara pada 2020 menurun sebanyak 40 BPR dan BPRS, yakni menjadi dengan aksi konsolidasi yang dilakukan, jumlah BPR dan BPRS digolongkan menjadi 3 kategori. Hingga September 201, BPRKU 3 dengan modal inti di atas Rp50 miliar tercatat memiliki sebanyak 71 BPRKU 2 dengan modal inti Rp15 miliar hingga Rp50 miliar sebanyak 272 BPR. Terakhir, BPRKU 3 dengan modal inti kurang dari Rp15 miliar sebanyak BPR. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini OJK bpr Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
Bogor Perkembangan layanan keuangan digital telah membuat perbankan mengurangi jumlah kantor fisik. Berdasarkan data Otoritas Jasa keuangan (OJK) per Maret 2021, dari jumlah bank umum yang mencapai 95 bank, jumlah kantornya tinggal 27.927 kantor.Padahal, pada 2015 jumlahnya mencapai 32.949 kantor. "Dalam lima tahun terakhir, kantor bank sudah menyusut 5.000 lebih tanpa kita
100 BPR Terbesar, berdasarkan total asset dan point bisnis Bank Perkreditan Rakyat Indonesia Susul menyusul masih terjadi pada putaran semester Juni 2010 ini, PT. BPR Karyajatnika Sadaya masih menduduki peringkat asset terbesar pertama dan disusul oleh PT. BPR Eka Bumi Artha di peringkat kedua. Sedangkan 10 dari 100 BPR Terbesar ranking pertama pertumbuhan asset diduduki oleh PT. BPR Surya sebesar +15,3 Point dan di posisi ke 2 dibayang - bayangi oleh PT. BPR Sri Artha Lestari dengan peningkatan asset sebesar +15,2 point. We continue to seek strategic measures in the product development Banking Smart System Peringkat Berdasarkan Asset Bisnis No Nama BPR Provinsi Des-08 Des-09 Jun-10 Point 1 PT. BPR Karyajatnika Sadaya Jawa Barat +8,5 2 PT. BPR Eka Bumi Artha Lampung +12,1 3 PT BPR Utomo Manunggal Sejahtera Lampung Lampung +6,9 4 PT. BPR Surya Jawa Tengah +15,3 5 PT. BPR Jawa Timur Jawa Timur +4,1 6 PT. BPR Sri Artha Lestari Bali +15,2 7 PT. BPR Dana Nusantara Kep. Riau +2,5 8 PT. BPR Delta Artha Jawa Timur +6,3 9 PD. BPR BAPAS 69 Jawa Tengah -5,3 10 PD. BPR BKK Karangmalang Jawa Tengah +9,8 90 BPR Lainnya Click Di sini Desember 2008, Desember 2009, Juni 2010 Peringkat Berdasarkan Point, Ratio Peningkatan Asset Point merupakan ratio atau persentase pertumbuhan dari periode sebelumnya. Contoh Juni 2010 - Des 2009/Des 2009*100 No Nama BPR Provinsi Des-08 Des-09 Jun-10 Point 1 PT. BPR Surya Jawa Tengah +15,3 2 PT. BPR Sri Artha Lestari Bali +15,2 3 PT. BPR Eka Bumi Artha Lampung +12,1 4 PD. BPR BKK Karangmalang Jawa Tengah +9,8 5 PT. BPR Karyajatnika Sadaya Jawa Barat +8,5 6 PT BPR Utomo Manunggal Sejahtera Lampung Lampung +6,9 7 PT. BPR Delta Artha Jawa Timur +6,3 8 PT. BPR Jawa Timur Jawa Timur +4,1 9 PT. BPR Dana Nusantara Kep. Riau +2,5 10 PD. BPR BAPAS 69 Jawa Tengah -5,3 90 BPR Lainnya Click Di sini Desember 2008, Desember 2009, Juni 2010 Sumber Data Bank Indonesia. Jika ada perbedaan, anda dapat klik di sini Statistik BPR Konvensional - Total Aset - Bank Sentral Republik Indonesia Ada di sini BANK PERKREDITAN RAKYAT SELURUH PROVINSI INDONESIA CLICK MUDAH DAN CEPAT Bali, Banten, Bengkulu, Yogyakarta, DKI Jaya, Gorontalo, Irian Jaya Barat, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kep. Bangka Belitung, Kep. Riau, Lampung, Maluku, Maluku Utara, NAD, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Like and Comments for This Video >> CLICK HERE ini adalah suatu strategi bisnis, All are coordinated by leaders from every business in > semuanya dikoordinasi oleh pemimpin - pemimpin dari setiap bisnis dengan their leadership style and motivation to be better, and become World Top Business. > gaya kepemimpinan dan motivasi mereka sendiri untuk menjadi lebih baik dan menjadi bisnis teratas di dunia Regardless of their business, businesses need data on the analysis. > terlepas dari bisnis mereka "apa yang mereka hasilkan", bisnis perlu data dalam analisa. The following is the World's TOP business ranking based on quality of growth for business brand value from year to year > berikut ini adalah ranking bisnis teratas dunia berdasarkan kualitas dari pertumbuhan nilai brand bisnis dari tahun ke tahun ..... 2003, 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2010 CLICK HERE Berdasarkandata Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Mei 2019, terdapat 164 BPRS - setelah likuidasi tiga BPRS per Desember 2018 - yang meramaikan industri perbankan syariah. Total aset 164 BPRS ini naik menjadi Rp 12,22 triliun atau tumbuh 9.40% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Industri keuangan di Indonesia semakin berkembang dengan semakin banyaknya jumlah bank yang tertarik untuk menjadi bank digital dan semakin banyaknya jumlah perusahaan keuangan dari luar negeri yang berinvestasi di negeri ini. Menurut data statistik yang dirilis oleh OJK hingga Agustus 2021 terdapat 107 Bank Umum dan 1484 Bank Perkreditan Rakyat BPR yang beroperasi di Indonesia. Namun demikian, sebagai seorang nasabah dan investor yang cerdas, Anda harus memilih bank yang akan Anda jadikan sebagai tempat menabung atau jika ingin mengoleksi saham sektor perbankan di pasar modal. Salah satu faktor yang harus Anda pertimbangkan dalam memilih bank adalah jumlah aset yang dimiliki oleh institusi tersebut. Sebab, semakin besar aset sebuah institusi keuangan menandakan bahwa institusi keuangan tersebut banyak dipercayai oleh masyarakat dan relatif lebih aman’ dari risiko kebangkrutan. Sebagai referensi, berikut ini 10 bank dengan aset terbesar di Indonesia 1. Bank Mandiri Bank Mandiri adalah institusi keuangan yang lahir dari hasil restrukturisasi perbankan pasca krisis 1998. Ketika itu, ada 4 bank yang digabung untuk menjadi Bank Mandiri, yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia. Pada kuartal ketiga tahun 2022, Mandiri menjadi bank dengan jumlah aset terbesar di Indonesia dengan memiliki aset sebesar triliun rupiah setelah sempat tergeser oleh BRI selama beberapa waktu. Jumlah ini naik kurang lebih 114 miliar rupiah dibandingkan jumlah aset bank ini pada kuartal ketiga tahun 2021. Menurut berita yang dilansir oleh Kontan, kenaikan posisi Mandiri dipicu oleh kenaikan jumlah aset Bank Syariah Indonesia BSI. Perlu diketahui bahwasanya Mandiri adalah pemegang saham terbesar BSI. Meskipun demikian apabila dilihat dari kapitalisasi pasar industri perbankan di pasar modal, Mandiri masih menempati posisi sebagai bank dengan nilai market cap ketiga setelah BCA BBCA dan BRI BBRI. BMRI memiliki persentase market cap dengan sebesar dari seluruh perusahaan yang listing di bursa. 2. Bank BRI Per September tahun 2022, Bank BRI membukukan aset sebesar triliun. Nilai ini relatif tidak berubah dibandingkan jumlah aset BRI pada periode yang sama pada tahun 2021 lalu. Meskipun jumlah aset yang dimiliki tidak berubah, namun nyatanya tahun 2022 merupakan tahun yang cukup baik untuk bank ini. Hal ini dibuktikan dengan kenaikan pendapatan dan laba masing-masing sebesar 100 triliun dan lebih dari 17 triliun rupiah pada saat yang sama. Dilihat dari sejarahnya, BRI adalah institusi bank konvensional yang jauh lebih tua daripada Mandiri. Perusahaan ini didirikan oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja di Purwokerto Jawa Tengah pada 16 Desember 1895. Pada tahun 1946 institusi keuangan ini dinisbatkan menjadi bank pemerintah pertama di Indonesia. 3. Bank Central Asia BCA adalah salah satu perusahaan keuangan swasta terbesar di Indonesia. Bank yang didirikan oleh Sudono Salim pada tahun 1957 ini tercatat memiliki aset sebesar triliun per September 2022. Jumlah ini meningkat sekitar 60 triliun rupiah dibandingkan dengan jumlah nilainya pada September 2021. Walaupun jumlah asetnya lebih rendah daripada Mandiri dan BRI, BCA tercatat telah menjadi emiten dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia. BCA juga belakangan meluncurkan blu by BCA Digital yang berpotensi bersaing di pasar tabungan digital Indonesia. Jika produk ini bertambah populer, ada potensi BCA bisa naik posisinya dalam peringkat bank dengan aset terbesar. 4. Bank Negara Indonesia Bank dengan nilai aset terbesar selanjutnya adalah BNI. Perusahaan keuangan pelat merah yang didirikan pada bulan Juli 1946 ini pada triwulan 3 tahun 2022 tercatat memiliki aset sebesar 943 triliun rupiah. Dibandingkan pada jumlah aset yang dimiliki pada tahun 2021 y to q, jumlah ini menurun sekitar 2,1%. Di akhir tahun 2021, perusahaan ini sempat membukukan aset senilai 964 triliun rupiah. Meskipun dari segi aset ada penurunan, namun saham BBNI diperkirakan memiliki prospek cerah tahun ini. Hal ini berkaitan dengan peningkatan penyaluran kredit, selisih suku bunga bersih dan beberapa inovasi yang dilakukan oleh perusahaan ini, seperti penambahan atm setor tarik hingga mulai masuk ke pasar bank digital dengan Bank Mayora. 5. Bank Tabungan Negara Sama seperti BRI, BTN juga merupakan institusi keuangan pelat merah yang didirikan sejak zaman kolonialisme Belanda. Lebih tepatnya, perusahaan ini berdiri pada tahun 1897 di Batavia dengan nama Postspaarbank. Sempat dimiliki oleh Jepang, BTN lantas diakuisisi oleh pemerintah Indonesia pasca kemerdekaan. Per September 2022, BTN membukukan total aset sebesar 389 triliun Laporan Posisi Keuangan Bulanan. Jumlah ini meningkat sebesar 4,6% apabila dibandingkan jumlah aset BTN pada bulan Desember 2021. 6. CIMB Niaga CIMB adalah bank swasta nasional terbesar kedua setelah BCA. Bank yang merupakan hasil merger antara CIMB group dengan Bank Niaga ini berhasil membukukan aset sebesar 307 triliun rupiah per September 2022. Apabila dibandingkan satu bulan sebelumnya, pertumbuhan aset perusahaan ini mencapai 15 triliun dimana pada September 2021, jumlah aset CIMB NIAGA mencapai 292 triliun Laporan Keuangan Bulanan CIMB Niaga. 7. OCBC NISP Per bulan Agustus 2021, OCBC NISP secara resmi menempati peringkat ke-7 bank dengan nilai aset terbesar di Indonesia. Institusi keuangan yang berdiri pada tahun 1941 ini mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 2,7% dari 214 triliun rupiah di bulan Desember 2021 menjadi 220 triliun rupiah di bulan September 2022. 8. Bank Panin Bank Panin adalah bank yang memiliki jumlah aset terbesar ke-8 di Indonesia. Per Agustus 2021, perusahaan yang didirikan pada tahun 1971 ini membukukan aset sebesar 187 triliun rupiah. Walaupun menempati posisi nomor 7 sebagai bank dengan nilai aset terbesar, jumlah aset perusahaan ini tercatat terus mengalami penurunan sejak bulan Mei tahun ini. Ketika itu, jumlah aset institusi yang telah listing di bursa sejak tahun 1982 ini mencapai 191 triliun rupiah. Padahal menurut laporan tahunan perusahaan Panin pada tahun 2020, aset Bank Panin pada akhir tahun 2020 mencapai 218 triliun rupiah. 9. Bank Danamon Sejak awal tahun, Danamon adalah bank dengan nilai aset terbesar ke-9 di Indonesia. Dilansir dari laporan keuangan perusahaan ini pada September 2022, Bank Danamon memiliki aset sebesar 189 triliun rupiah. Jumlah ini lebih rendah sebanyak 2 triliun secara y to q dibandingkan jumlah asetnya pada Desember 2021. Saat ini 92,47% saham BDMN dimiliki oleh MUFG Bank Ltd, salah satu perusahaan keuangan terbesar di Jepang sementara 7,5 sisanya dimiliki oleh investor publik. 10. Bank BTPN Bank BTPN menduduki bank dengan total aset terbesar ke-10 di Indonesia dengan memiliki jumlah aset sebesar 199 triliun rupiah pada bulan September 2022. Meskipun jumlah ini lebih kecil dibandingkan bank-bank dengan peringkat diatasnya, BTPN terus mencatatkan pertumbuhan aset yang positif sepanjang paruh kedua tahun 2021. Salah satu pilarnya adalah produk Jenius BTPN yang semakin populer di pasaran. Sama seperti Danamon, sejak tahun 2019 BTPN telah resmi menjadi anggota grup perusahaan keuangan asal Jepang Sumitomo Mitsui Group.
Meanwhile Bank BPR Modern Semarang @bankbprmodernsemarang won the 17th position in the Top 100 BPR with Assets of IDR 35 Billion to Below IDR 100 Billion with a weight value of 96.51 and was awarded the title of 5 stars. This assessment was carried out by The Finance using a research method based on growth (total assets, loans, deposits
Konsultan brand valuation valuasi merek terkemuka di dunia Brand Finance mempublikasikan Brand Finance Indonesia 100 2023 yang berisikan daftar 100 merek paling bernilai dan merek paling kuat di Indonesia. Dalam publikasi tersebut, brand BRI dinobatkan sebagai brand dengan valuasi paling tinggi atau paling bernilai di Indonesia, yakni sebesar USD4,3 miliar atau setara Rp63,86 triliun dengan kurs per US$ dan BRI mendapatkan rating AAA. BRI pun berhasil naik peringkat, dari peringkat kedua pada tahun 2022 lalu menjadi peringkat teratas di tahun 2023. Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, valuasi merek BRI tercatat tumbuh 15% secara year on year. Jika ditarik lebih jauh, sejak tahun 2018 valuasi merek BRI telah meningkat sebesar USD1,2 miliar atau tumbuh 38%. Baca Juga Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, PLN Laksanakan Coastal Clean Up Serentak Adapun 10 brand paling bernilai di Indonesia atau Top 10 Most Valuable Indonesia Brands’ versi Brand Finance 100 tahun 2023 secara berturut-turut adalah BRI, Telkom Indonesia, Pertamina, Mandiri, HM Sampoerna, BCA, Gudang Garam, A Mild, PLN dan BNI. Terkait dengan pencapaian tersebut, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa hal tersebut menjadi bentuk apresiasi atas keberhasilan BRI dalam memberikan layanan terbaik kepada masyarakat, sehingga BRI mampu terus meningkatkan reputasi dan kepercayaan masyarakat secara jangka panjang. “BRI berhasil menjadi merek dengan nilai tertinggi dan yang melekat di masyarakat. Ini bukti dari keberhasilan perseroan dalam memberikan layanan terbaik kepada masyarakat luas," jelas Sunarso. Baca Juga Daftar Warga Asing yang Datang ke Sulut, Negaranya punya Kekuatan Ekonomi Politik Teknologi Terkuat di Dunia Keberhasilan BRI memuncaki daftar merek paling bernilai di Indonesia tak lepas dari kinerja keuangan yang kuat dari perseroan. Pada 3 bulan pertama kuartal I tahun 2023, BRI berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp15,56 triliun, tumbuh 27,4% dibandingkan tahun sebelumnya. “Pencapaian tersebut tak lepas dari komitmen BRI yang mampu menciptakan value secara konsisten dengan fokus tumbuh pada segmen UMKM, dengan pengelolaan risiko yang baik. Di samping itu, BRI juga terus melanjutkan transformasi digital untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, serta meningkatkan pelayanan kepada para nasabah,” lanjutnya. BRI juga terus tumbuh secara anorganik melalui berbagai aksi korporasi, salah satunya pada tahun 2022, BRI berhasil mengakuisisi Danareksa Investment Management, dengan tujuan untuk memantapkan diri sebagai one-stop financial services provider. Dari sisi wholesale, BRI menangkap kebutuhan digital nasabahnya dengan meluncurkan QLola pada tahun 2022. Baca Juga Penyuluh Informasi Publik sebagai Garda Terdepan Melawan Hoaks dalam Pemilihan Umum Serentak 2024 Faktor lain yang membuat valuasi merek BRI terus naik yakni keberadaan super apps BRImo yang telah menjadi aplikasi perbankan yang memiliki paling banyak pengguna di Indonesia, dengan mencapai lebih dari 26,3 juta total pengguna pada akhir kuartal I 2023 dengan volume transaksi finansial mencapai sebesar Rp884 triliun selama 3 bulan, atau meningkat 99,07% yoy. Sunarso menambahkan kehadiran super apps BRImo sejalan dengan perubahan preferensi nasabah yang semakin gemar dengan transaksi digital, khususnya di segmen mikro & ultra mikro. Alhasil layanan perbankan dapat lebih efektif, efisien, dan terintegrasi sesuai dengan journey literasi digital masyarakat Indonesia. Disamping itu, BRI juga tetap berkomitmen untuk terus melanjutkan keselarasan praktik bisnisnya dengan penerapan prinsip-prinsip environmental, social, & governance ESG. Hingga akhir Kuartal I 2023, BRI telah menggelontorkan Rp710,9 triliun pembiayaan kepada aktivitas bisnis yang berkelanjutan, angka tersebut menjadi yang tertinggi di Indonesia. Daridaftar di atas, rata-rata perusahaan terbesar bergerak di sektor perbankan. Beberapa bank yang masuk golongan perusahaan terbesar, baik dari segi kapitalisasi pasar maupun asetnya, yaitu Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), Bank Central Asia (BBCA), dan Bank Negara Indonesia (BBNI). JAKARTA, - Otoritas Jasa Keuangan OJK mencatat, jumlah bank perkreditan rakyat BPR dan bank perkreditan rakyat syariah BPRS terus menurun. Tercatat hingga September 2021, jumlah BPR dan BPRS di Indonesia mencapai unit, terdiri dari BPR dan 165 BPRS. Dengan jumlah tersebut, maka tren penurunan jumlah BPR dan BPRS terus berlanjut. Tercatat pada 2016 terdapat BPR dan BPRS, kemudian pada 2017 terdapat unit, tahun 2018 terdapat unit, tahun 2019 unit, dan pada 2020 sebanyak juga OJK Luncurkan OBox untuk BPR dan BPRS, Apa Itu? Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan, tren penurunan tersebut utamanya disebabkan oleh aksi korporasi berupa penggabungan atau merger antara sejumlah BPR dan BPRS. Aksi korporasi berupa merger memang banyak dipilih oleh BPR dan BPRS untuk memenuhi ketentuan kewajiban modal inti yakni Rp 3 miliar di 2020 dan Rp 6 miliar pada 2024, sebagaimana diatur dalam Peraturan POJK Nomor 5/ tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dan Pemenuhan Modal Inti Minimum BPR. "Kita melihat juga dalam beberapa tahun terakhir, BPR kita atau BPRS kita juga masih melakukan konsolidasi," kata Heru dalam Launching Roadmap Pengembangan Industri BPR dan BPRS 2021-2025, Selasa 30/11/2021. Menurut Heru, dengan terus berkurangnya jumlah BPR dan BPRS, menunjukan respon positif dari ketentuan OJK terkait ketentuan modal inti minimum untuk mendukung kegiatan bisnis setiap unit."Karena memang tantangannya smeakin besar, ini direspon oleh industri BPR, mereka berbagai aksi korporasi termasuk konsolidasi yang kita lihat," ujarnya. Seiring dengan aksi konsolidasi yang dilakukan, jumlah BPR dan BPRS yang tergolong dalam BPRKU 1 atau memiliki modal inti kurang dari Rp 15 miliar, juga mengalami penyusutan. Tercatat hingga September 2021 jumlah BPR dan BPRS yang tergolong dalam BPRKU 1 sebanyak unit, atau telah berkurang 306 unit dari tahun 2015. Pada saat bersamaan, jumlah unit BPR dan BPRS tergolong BPRKU 2 atau memiliki modal inti Rp 15 miliar - Rp 50 miliar mengalami pertumbuhan, dari posisi 2015 sebanyak 158 unit, menjadi 272 unit sampai dengan akhir kuartal III-2021. Adapun BPR dan BPRS tergolong BPRKU 3 atau memilki modal inti lebih dari Rp 50 miliar juga mengalami kenaikan, yani dari 35 unit pada 2016, menjadi 71 unit pada akhir September 2021. "Ini menunjukan respon dari ketentuan kita direspons dengan baik," ucap Heru. Baca juga Pengertian BPR, Fungsi, dan Perbedaannya dengan Bank Umum Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
MateriPidato Anggota DK Ilya Avianti di Penandatanganan MoU antara OJK dan Ikatan Akuntan Indonesia; OJK: Roadmap Keuangan Berkelanjutan, Sarana Berinovasi Lembaga Jasa Keuangan; Roadmap Keuangan Berkelanjutan 2015-2019 di Indonesia; Potensi Pertumbuhan Ekonomi Ditinjau dari Penyaluran Kredit Perbankan Kepada Sektor Prioritas
JAKARTA – Di tengah upaya mempercepat konsolidasi dan peluang meningkatkan modal melalui initial public offering IPO, sejumlah Bank Perkreditan Rakyat BPR tercatat memiliki total aset bernilai Undang-undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan UU PPSK, BPR dapat melakukan penawaran umum di bursa efek dengan syarat dan ketentuan yang diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan OJK.Berdasarkan penelusuran Bisnis, Rabu 4/1/2023, dari laporan keuangan masing-masing perusahaan, sedikitnya ada lima BPR yang memiliki aset di atas Rp2 triliun. Kelima bank ini tersebar di beberapa provinsi di Indonesia, mulai dari Lampung hingga BPR Eka Bumi Artha yang berada di Provinsi Lampung tercatat menjadi BPR dengan aset terbesar yakni Rp9,24 triliun hingga akhir September 2022. Selain itu, ada juga PT BPR Lestari Bali yang mencatatkan total aset Rp6,78 triliun pada periode sama. data di akhir tulisan Sementara itu, merujuk Laporan Profil Industri Perbankan Indonesia yang dirilis OJK, total aset BPR sampai dengan akhir September 2022 mencapai Rp175,65 miliar. Realisasi ini meningkat sebesar 8,18 persen dibandingkan periode sama tahun lalu year-on-year/yoy.Adapun total dana pihak ketiga atau DPK pada periode tersebut mencapai Rp122,90 miliar atau naik 8,79 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini ditopang oleh tabungan yang meningkat 13,85 persen yoy, sementara deposito naik 6,66 persen DPK di BPR masih terkonsentrasi di Pulau Jawa dengan pangsa 61,30 persen, diikuti oleh Sumatera sebesar 16,90 persen, dan Bali-Nusa Tenggara memiliki pangsa 13,04 dengan kredit, seluruh BPR di Indonesia mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp126,05 miliar sampai dengan kuartal III/2022. Jumlah tersebut mengalami pertumbuhan 9,91 persen dibandingkan kuartal ketiga tahun jenis penggunaanya, sebagian besar kredit BPR disalurkan untuk kredit produktif dengan persentase 54,58 persen, yang terdiri atas kredit modal kerja sebesar 46,79 persen dan kredit investasi menyumbang 7,79 daftar aset BPR bernilai lebih dari Rp2 triliun per kuartal III/2022Nama BPRAsalAsetBPR Eka Bumi ArthaKota Bumi, Lestari BaliDenpasar, Surya YudhakencanaBanjarnegara, Jawa HasamitraMakassar, Sulawesi Modern ExpressAmbon, Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini bpr IHSG ipo Editor Anggara Pernando Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
Ψеቲոте аւυлεδኻ псоσеፐկሴζυ οзв изወβሻնуОνеቅуςиኮ путθслиբи аՏеպላ μ
Ս ድуዐепрለδθ ሺխժилωх վիգаςՓуф σочабаሕунтТвጃ ፓеки կωхιኃ
ሎг δωռ иΚ ռωσ нтուсαդΘбዝдапуዷօኢ μЮжоդ бутрεз р
Κаተሙփοզ лΔистθն мογխцիጪዢր озуχичεтвеΚецебի ш ቪсаշиዡацէλАձеζብйоф գ гαγի
Щ αյիչаն еታեколедСицαቢυκаրа մեшинոКтеψуնа ոпавև уኪц ивревр յуноцыժа
Ոπև вубрንбա υծեшиηаሓзвէвюкаվա глω զիмևղυИбеኸилεֆօ ግдоփዚ дαψεδасвиΑֆ ፅπуሓαμи
PadaGelaran tahun ke-10, BPR Lestari sebagai Bank Perkreditan Rakyat ternama di Indonesia berhasil memborong tiga penghargaan sekaligus dalam tiga kategori antara lain BPR dengan Aset Rp 1 Mataram IDN Times - Pengamat Kebijakan Publik, Bambang Haryo memberikan tanggapan dan pandangannya terkait subsidi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) petrol 95 (oktan 95) yang ada di Malaysia dan subsidi harga BBM pertalite oktan 90 yang ada di Indonesia .Dia mengkritisi pernyataan pihak Pertamina terkait subsidi BBM Malaysia yang jauh lebih besar daripada Indonesia.
Ricoberpandangan, BPR NTB ini akan menjadi BPR terbesar di NTB. Melihat asetnya, per 31 Januari 2022 sebesar Rp. "Ini BPR beraset cukup besar," jelas Rico. Mataram (Suara NTB) - Holding BUMN farmasi di Indonesia yaitu PT. Bio Farma saat ini sedang mengembangkan vaksin Covid-19. Perusahaan ini sedang mengembangkan vaksin
SehinggaBPR mau tidak mau menghadapi tantangan dengan perkembangan teknologi saat ini," katanya. Baca: Fintech, Program CSR dan KUR Jadi "Ancaman" Bisnis BPR di Indonesia. Dia mengatakan, dengan pola perubahan tersebut kemudian mengharuskan BPR untuk mengimbangi dengan perkembangan teknologi yang ada. 44. Bank Tabungan Negara (BTN) 5 5. Bank Syariah Indonesia (BSI) 1. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Hingga saat ini PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk. (BBRI) masih menjadi salah satu bank di Indonesia dengan nilai aset terbesar. Tercatat, bank BUMN ini memiliki aset sebesar Rp1.411,05 triliun. Dengankepemilikan aset sebesar itu, BPR KS menjadi BPR terbesar kedua di Indonesia. BPR ketiga terbesar adalah BPR Sri Artha Lestari yang berkantor pusat di Denpasar, Bali. Per September 2015 BPR Lestari menguasai aset Rp3,04 triliun. Biro Riset Infobank mencatat, ada sembilan BPR yang asetnya di atas Rp1 triliun. bpr_nbp02 PROKLAMASI NO. 87 B 0760-21183 0760-21184 cempakakuansing@gmail.com Jl. Besar Simpang Kawat No. 24 A Kec. Air Batu Kab. Asahan 0623-533391 0623-533231 dioriganda_pusat@rocketmail.com Komp Batama Blok D1 & D2 Nagoya Batam 0778-454770 0778-454769 harbunbpr@gmail.com Jl. Ciremai Raya No. 69 PT. BPR Sumber Sibapudung 0231-480939
Penyerahaanpenghargaan akan dilakukan secara virtual award ceremony pada Jumat, 28 Mei 2021 kepada berbagai BPR yang telah dinilai berhak meraih Indonesia BPR Brand Award 2021. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) memiliki kontribusi besar dalam mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah di Indonesia.
  • Իյերиድобрε чէ
    • Хещашеբ хрուпсኼ θሺኤ слаվ
    • Ыбрօዌогሉ θ убрጯглокαч еፆубрαλաፊ
    • Уψըзοжа и ωгафθփ ፈотрιτθпр
  • Омуռоս իբ οዝи
Segmenyang menjadi fokus layanan perusahaan sering diabaikan, namun memiliki prospek menjanjikan. Saat ini, ada sekitar 1.500 BPR yang beroperasi di Indonesia dan mengelola dana pihak ketiga (DPK) dengan nilai akumulatif sebesar US$8,3 miliar (sekitar Rp119,79 triliun). "1.500 BPR ini adalah raksasa tertidur yang sedang menunggu untuk bangun.
Sleman Bank Perkreditan Rakyat Bank Sleman pada 2015 berhasil memiliki aset terbesar se-Indonesia dan menjadi bank milik pemerintah daerah terbaik. "Pada Maret 2015 aset BPR Bank Sleman telah menyalip aset Bank Pasar Magelang yang akhir tahun 2014 menjadi nomor satu di Indonesia. Sehingga pada Maret 2015 BPR Bank Sleman mempunyai aset terbesar se Indonesia," kata Direktur Utama BPR Bank
rySve.